Friday, July 5, 2013

MENYONTEK


Teori Menyontek

Pengertian Menyontek

Menyontek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Pustaka Pheonix, 2009), menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, menocoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak. Menurut Webster’s New Universal Unabridged Dictionary (Schmelkin, 2008) menyontek diartikan sebagai perilaku yang menipu yaitu dengan dengan kecurangan.
Menurut Eric, dkk (Hartanto, 2012), menyontek berarti upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur.

Taylor dan  Carol (Hartanto, 2012) menyontek didefinisikan sebagai mengikuti ujian dengan melalui jalan yang tidak jujur, menjawab pertanyaan dengan cara yang tidak semestinya, melanggar aturan dalam ujian atau kesepakatan.

Menurut Ronney dan Steinbach (Barzegar dan Khezin, 2011) menyontek didefinisikan sebagai menggunakan cara apapun untuk mendapatkan sesuatu yang tidak adil, yang termasuk berbohong, menutupi kebenaran, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Pengertian lain menurut pendapat Wilkinson (Barzegar dan Khezin, 2011), menyontek adalah menyalin dari siswa lain selama ujian, salah satu dari perbuatan yang tidak baik yang menjadi salah satu dari masalah yang serius dalam institusi pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian perilaku menyontek adalah kecurangan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan cara yang tidak halal seperti membuka catatan, bertanya kepada teman, ataupun melihat langsung jawaban dari internet, dan perilaku lainnya yang tidak dibenarkan untuk dilakukan karena tidak hanya merugikan bagi orang lain, tetapi juga sangat merugikan dirinya sendiri sebagai pelaku sontek.

Faktor-faktor Menyontek

Menurut Brown dan Choong  (2003), faktor-faktor perilaku menyontek ada empat, yaitu:

1. Ingin mendapatkan nilai dengan cara yang mudah

Faktor pertama dari perilaku menyontek ini yaitu dimana siswa ingin mendapatkan nilai yang baik tanpa usaha yang keras, sehingga melakukan perilaku ini, bahkan dianggap tidak merugikan orang lain.

2. Lingkungan Pendidikan

Pengaruh lingkungan di sekolah atau institusi pendidikan lain karena tekanan teman sebaya, budaya sekolah, budaya bersenang-senang, dan rendahnya resiko untuk ditangkap atau dihukum jika melakukan perilaku menyontek.

3. Kesulitan yang dihadapi

Kesulitan yang dihadapi siswa dalam bentuk keterbatasan waktu yang mereka miliki untuk mengerjakan tugas dan pada kesulitan yang ada pada materi pelajaran. Ini merupakan kesulitan yang benar-benar dihadapi siswa.

2. Kurangnya kualitas pendidik

Kualitas pendidik juga merupakan faktor penyumbang terjadinya perilaku menyontek. Siswa melihat tugas, bahan yang tidak relevan dan sikap guru yang acuh tak acuh, yang menjadi faktor timbulnya perilaku menyontek.

Bentuk-bentuk Perilaku Menyontek

Perilaku menyontek sebagai perilaku yang kompleks (rumit) dapat disebabkan berbagai macam faktor, juga dapat terlihat dalam berbagai bentuk perilaku yang  terkadang tidak kita sadari bahwa sebenarnya kita sudah melakukan perilaku menyontek.

Hetherington dan Feldman (Anderman dan Murdock, 2007) mengelompokkan empat bentuk perilaku menyontek, yaitu:

  1. Individualistic-opportunistic dapat diartikan sebagai perilaku dimana siswa mengganti suatu jawaban ketika ujian atau tes sedang berlangsung dengan menggunakan catatan ketika guru atau guru keluar dari kelas. 
  2. Independent- planned dapat diidentifikasi sebagai menggunakan catatan ketika tes atau ujian berlangsung, atau membawa jawaban yang telah lengkap atau telah dipersiapkan dengan menulisnya terlebih dahulu sebelum ujian berlangsung. 
  3. Social-active yaitu perilaku menyontek dimana siswa mengkopi, melihat atau meminta jawaban dari orang lain. 
  4. Social-passive adalah mengizinkan seseorang melihat atau mengkopi jawabannya.

Daftar Pustaka

  • Anderman, E. M., dan  Murdock, T. B. (2007). Psychology of Academic Cheating. San Diego, C.A.: Elsevier
  • Barzegar, K., dan Khezin, H. (2011). Predicting Academic Cheating Among Fifth Grade Students; The Role of Self Efficacy and Academic Self-Handicapping. Journal of Life Science and Biomedicine. 
  • Brown, B.S., dan Choong, P. (2003). Identifying The Salient Dimensions of Student Cheating and Their Key Determinants in a Private University. Journal of Business and Economics Research Volume 1, Number 3. 
  • Hartanto, D. (2012). Bimbingan dan Konseling Menyontek: Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Penerbit Indeks.
  • Schmelkin, L.P., Gilbert, K., Spencer, K.J., Pincus, H.S., dan Silva, R. (2008). Multidimensional Scaling of college Students’ perceptions of Academic Dishonesty. Journal of Higher Education Vol. 79. No. 5.
  • Tim Pustaka Pheonix. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta : PT. Media Pustaka Pheonix.

http://www.kajianpustaka.com

No comments:

Post a Comment